TERAPIS PERNAPASAN BUATAN MALAM HATIKU HAMPIR BERHENTI TIGA PRINSIP KEBAHAGIAAN DARI PENGALAMAN MENDEKATI KEMATIANKU

Tahun 2012 Merupakan Tahun Kebangkitan Bagi Toshie Oshitomi. Saat Menjalani Pernapasan Buatan. Dia Melakukan Debut Regionalnya Sebagai Instruktur Bengkel. Dan Pada Bulan Juli Dia Kembali Ke Rumahnya.

Pernapasan

Namun Ketika Saya Membaca Blognya Saat Itu. Saya Dapat Melihat Bahwa Dia Bertekad Untuk Selalu Tersenyum Untuk Keluarganya. Meskipun Dia Khawatir Hidupnya Akan Segera Berakhir. Dalam Seri Ke-10 Ini. Saya Ingin Menjelajahi Keyakinan Pak Oshitomi Melalui Pesan Ulang Tahunnya Kepada Orang Tuanya.

( Sebelumnya: Untuk Siapa “penerimaan Disabilitas”? Pengaduan Tanpa Suara Dari Orang Yang Bersangkutan )

Kesiapan Untuk “tetap Sehat” Meskipun Sakit Atau Cacat

Pada Tanggal 25 April Tahun Ini. Ayah Saya. Shinobu. Berusia 66 Tahun. Keesokan Harinya. Tanggal 26. Ibunya Tatsue Berusia 58 Tahun. Oshitomi Menulis Blog Panjang Bertepatan Dengan Hari Ulang Tahun Orang Tuanya Yang Selisih Satu Hari. Itu Sebulan Sebelum Saya Mulai Mengajar Di Bengkel Pasca Kelulusan Almamater Saya. Dan Saya Sibuk Dengan Persiapan.

Entah Berapa Banyak Saya Tidak Berbakti Kepada Orang Tua Saya Sejak Saya Sakit. Saya
Tidak Pernah Berbakti Kepada Orang Tua Saya Sampai Sekarang.
Secara Khusus. Saya Telah Melakukan Hal-hal Yang Bisa Disebut Tidak Berbakti Selama Dua Tahun Terakhir. “Pneumonia Ini Sangat Berbahaya

Tekanan Darahku Turun . Berbahaya.” Setiap Kali.

Orang Tua Saya Diberi Tahu Oleh Dokter Bahwa Saya Berada Dalam “kondisi Berbahaya”. Saya Harus Membuat Anak Saya Menerima Kondisi Medis Seperti Itu. Baru-baru Ini. Saya Menyadari Bahwa Ini Sangat Tidak Berbakti. Ingin Orang Tua Saya Berumur Panjang Dan Hidup Sehat. Tidak Berpikir Saya Akan Hidup Selama Itu. Saya Pikir Saya Akan Mati Sebelum Orang Tua Saya. Namun. Daripada Meninggalkan Seorang Anak Yang Membutuhkan Perawatan. Akan Lebih Baik Bagi Orang Tua Untuk Pergi Sebelum Mereka Mati…

See also  Indonesia Bangun Pusat Data Nasional Pertama

Aku Benar-benar Berpikir Begitu . Dulu Saya Berpikir Bahwa Orang Yang Meninggal Sebelum Orang Tuanya Tidak Berbakti Kepada Orang Tuanya Adalah Orang Yang Sehat. Bahkan Sekarang. Aku Punya Cukup Perasaan Untuk Berpikir Begitu. Tapi. Bagaimanapun Juga. Saya Pikir Adalah Salah Untuk Menghadapi Kenyataan Bahwa Seorang Anak Bisa Mati. Tidak Peduli Seberapa Keras Anda Mencoba. Anda Masih Membutuhkan Perawatan. Tapi Aku Bisa Hidup Tanpa Orang Tuaku. Ya. Saya Samar-samar Berpikir Bahwa Jika Saya Bisa Membuatnya Berpikir Bahwa Semuanya Baik-baik Saja.itu Akan Menjadi Jenis Bakti Yang Terbaik .

Ayah Tuan Oshitomi. Tuan Shinobu . Adalah Ayah Yang Baik Hati Yang Jarang Pindah Rumah Tetapi Mengajaknya Jalan-jalan. Setelah Menderita Pendarahan Otak Pada Tahun 2013. Ia Dirawat Di Rumah Dan Meninggal Pada Tahun 2016. Tuan Tatsue Ceria Dan Memiliki Kepribadian Yang Tidak Terpengaruh. Dan Telah Lama Mendukung Tuan Oshitomi Dalam Perawatan Rumahnya. Sebelum Oshitomi Sakit. Ada Masanya Ia Menjalani Pengobatan Kanker. Sementara Tuan Oshitomi Berterima Kasih Kepada Mereka Berdua. Dia Juga Merasakan Hutang Yang Kuat. Mengatakan Bahwa Mereka Menyebabkan Masalah.

See also  Deddy Corbuzier Harus Lepas Hak Politik, Bisnis: Anggota DPR

Tidak Mengherankan Jika Dia Berpikir. “saya Yakin Akan Lebih Baik Jika Saya Pergi Dulu. Agar Orang Tua Saya Tidak Menyesalinya.”

“Apakah Begitu Mudah Bagi Orang Untuk Mati?”

Apa Yang Terjadi Pada November 2010 Memengaruhinya Untuk Berubah Pikiran. Dengan Mengatakan. “Adalah Salah Menghadapi Kenyataan Bahwa Seorang Anak Bisa Mati.”

Pada Malam Hari Ketika Saya Bersiap Untuk Meninggalkan Rumah Sakit Dan Mengatur Pengiriman Seorang Pembantu. Saya Diserang Rasa Sakit Yang Parah Di Sekujur Tubuh. Tekanan Darahnya Juga Berangsur-angsur Turun. Dan Pada Saat Dokter Yang Merawat Bergegas Ke Tempatnya. Sudah Tidak Mungkin Untuk Mengukur Dengan Sphygmomanometer Otomatis. Meski Begitu. Saya Bisa Bercakap-cakap. Dan Saat Saya Mengeluh Kepala Saya Terasa Pusing. Mata Saya Memutih. Saya Tahu Bahwa Dokter Yang Merawat Memanggil Nama Saya Dengan Keras Dan Menepuk Pipi Saya. Tetapi Kemudian Saya Kehilangan Kesadaran. Ketika Saya Bangun. Saya Terhubung Ke Infus.

“Saat Itu. Jantung Saya Akan Berhenti.” Kata Dokter Saya Kemudian. Tentu Saja. Pensiun Saya Ditunda.

Saya Berpikir. “Sangat Mudah Bagi Orang Untuk Mati.”

Sampai Saat Itu. “Sejumput Kehidupan” Adalah Aliran Pneumonia Bakteri. Sepsis. Kegagalan Organ. Demam Tinggi. Dan Antibiotik. Tetapi Kali Ini Adalah Pengalaman Mendekati Kematian Yang Tiba-tiba.

Tiga Prinsip Kerja Keras Sambil Tersenyum

Dalam Blognya. Dia Menulis Bahwa Dia Dihadapkan Pada Kenyataan Bahwa “Saya Pikir Saya Tidak Takut Mati. Tetapi Bahkan Sebelum Saya Memikirkannya. Saya Mungkin Akan Pergi Dari Dunia Ini.”

See also  Indonesia Menghentikan Rumah Sakit Covid-19 Terbesar

Secara Konkret Melihat “Kematian” Dan Berpikir Tentang Bagaimana Hidup Sampai Titik Itu Jika Tidak Dapat Dihindari. Dan Bagaimana Berbakti Kepada Orang Tua Saya. Saya Sampai Pada Kesimpulan…

Saya Sakit Atau Cacat. Tetapi Saya Dalam Keadaan Sehat.
Kedua. Untuk Bisa Menikmati Dan Tertawa Setiap Hari.
Ketiga. Merasa Bahagia Dengan Kehidupan Yang Anda Miliki Sekarang.

Ini Menjadi Filosofi Hidup Oshitomi.

Memetik Stroberi Dengan Mantan Rekan Kerja. Pak Oshitomi (Barisan Depan. Kanan). Yang Selalu Mengutamakan Kesenangan. Mampu

Melakukan Yang Terbaik Dengan Senyuman Bahkan Saat Dia Bekerja Keras Di Kuliah Dan Kegiatan Sipil. Di Masa Depan. Bahkan Jika Kita Menjadi Tua Atau Jatuh Sakit. Jika Kita Dapat Mempraktikkannya. Kita Akan Dapat Menjalani Hidup Kita Sepenuhnya.

Tak Lama Setelah Kematiannya. Saya Mewawancarai Perawat Tamu Yang Paling Saya Percayai. Perawat Berkata. “ Pak Oshitomi Berpikir Bahwa Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Aktivitasnya Adalah Alasannya Untuk Hidup. Tetapi Ketika Saya Bertanya Kepadanya. Dia Berkata. ‘bukan Itu.’ Saya Tidak Mengerti Artinya. Tidak .” Dia Memiringkan Kepalanya.

Saya Juga Tidak Memahaminya Pada Saat Itu. Tetapi Saya Pikir Saya Dapat Dengan Mudah Menjelaskannya Jika Saya Menerapkannya Pada Ketiga Prinsip Tersebut.

Bagi Tuan Oshitomi. Mencapai Sesuatu Di Masa Depan Bukanlah Tujuannya. Tetapi Tujuan Mutlaknya Dalam Hidup Adalah Memperluas Apa Yang Ingin Dia Lakukan Dan Apa Yang Dapat Dia Lakukan Dengan Teman Dan Pendukungnya Serta Menikmati Hari-harinya. Karena Dia Sadar Akan Keterbatasan Hidupnya. Dia Menempatkan “Kenikmatan” Di Atas Semua Tindakannya.

You May Also Like

About the Author: Yofi