PHK JD.ID Mencerminkan Perjuangan di Industri Start-Up Indonesia

Jakarta . Putaran terakhir PHK telah memukul industri startup Indonesia dengan JD.ID, cabang lokal JD.com Cina. Mengkonfirmasi bahwa sekitar 30 persen karyawannya, atau 200 orang, telah diberhentikan, kata perusahaan itu pada hari Selasa.

Perusahaan mengutip tantangan global dan persaingan ketat di sektor e-commerce sebagai alasan untuk merampingkan operasinya. Ini mengikuti tren PHK di startup Indonesia selama setahun terakhir, termasuk Sayurbox, Ruangguru, Ajaib, dan Shopee.

Menanggapi lanskap bisnis yang berubah dengan cepat. Kami telah mengambil langkah-langkah untuk merampingkan perusahaan agar kami dapat terus beradaptasi dan bergerak maju. Ujar Head of Corporate Communications and Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara dalam keterangannya.

PHK JD.ID Akibat ketidakstabilan geopolitik di Ukraina dan Rusia

Setya mengutip tantangan global seperti kenaikan suku bunga, ketidakstabilan geopolitik di Ukraina dan Rusia, dan persaingan yang ketat di sektor e-commerce. Sebagai alasan perlunya memangkas biaya dan beradaptasi. Meski mengalami PHK, Setya meyakinkan bahwa JD.ID tetap fokus pada peningkatan model bisnis. Dan arus kas untuk mencapai margin positif dan memastikan karyawannya mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

See also  Elon Musk Berbicara di Bali Business Forum in Dark

JD.ID tetap berkomitmen untuk mendukung 30 persen karyawan kami yang terkena PHK. Termasuk tetap memberikan tunjangan asuransi dan dukungan untuk talent promotion, kata Setya.

Selama setahun terakhir, banyak startup di Indonesia yang harus merumahkan karyawannya. Saingan e-commerce JD.ID, Shopee, memecat 3 persen karyawannya di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya grup induknya untuk merampingkan operasi di seluruh dunia.

Sayurbox, startup grosir online yang didukung oleh Northstar dan Alpha JWC Ventures, juga memangkas 5 persen tenaga kerjanya minggu lalu.

Mengomentari tren tersebut, Melisa Irene dari East Ventures mengatakan bahwa semakin banyak startup yang kini memikirkan keberlanjutan bisnis mereka.

“Dulu, perusahaan hanya dinilai berdasarkan GMV [gross merchandise value] mereka, tetapi sekarang kami melihat lebih banyak fokus pada pendapatan dan profitabilitas.” Kata Melisa.

See also  Perjalanan Transformasi Telkom untuk Kedaulatan Digital Indonesia

Faktor penting di balik PHK massal

Sebelumnya, mitra pendiri AC Ventures, Pandu Sjahrir, mengidentifikasi tiga faktor penting di balik PHK massal startup di Indonesia. Faktor pertama bersifat eksternal, seperti kenaikan suku bunga, inflasi, dan perang Rusia-Ukraina.

phk jd.id

mpo4d 2022

Foto arsip tahun 2021 ini menunjukkan Zhang Li, chief executive officer JD.ID Electronic Store, pergi, berdiskusi dengan Sandy Permady. Chief financial officer JD.ID, pada pembukaan Toko Elektronik JD.ID di Aeon Mall di Bogor, Jawa Barat. (Foto B1/David Gita Roza)

Faktor kedua adalah tingginya ekspektasi investor yang melihat pesatnya siklus bisnis perusahaan teknologi di masa pandemi Covid-19 belum bisa dipenuhi oleh kinerja keuangan para startup.

See also  ADA BATASAN UNTUK HANYA "MEMBUAT HAL-HAL BAIK". SUDUT PANDANG APA YANG KURANG DI JEPANG?

Faktor ketiga adalah strategi membakar uang startup untuk mendapatkan pangsa pasar yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir mungkin akan segera berakhir.

“Banyak perusahaan yang kini kembali fokus pada bisnisnya dan mengurangi biaya pembakaran, dalam biaya pemasaran atau biaya pemrosesan bisnis, semuanya berkurang secara signifikan,” kata Pandu.

Dia menambahkan, PHK baru-baru ini akan berlanjut hingga tahun depan, tetapi juga akan mengubah bentuk startup.

Pandu mengatakan PHK telah mengajarkan perusahaan untuk kembali fokus pada keuntungan daripada mengejar pangsa pasar yang signifikan. “Saya optimis untuk tahun 2023 karena akan banyak reshaping industri. Mungkin akan ada merger, konsolidasi, dan pemenangnya adalah ultimate winner 5-10 tahun dari sekarang,” pungkasnya.

You May Also Like

About the Author: Admin