Perusahaan telekomunikasi milik negara Telkomsel Pastikan Tidak Ada Blank Spot. Baru-baru ini mengatakan telah bersiap untuk kemungkinan melonjaknya lalu lintas melalui jaringan telekomunikasi selama KTT G20 mendatang di Bali.
“Semua [persiapan] ini untuk memastikan tidak ada blank spot liputan. [Juga untuk memastikan bahwa] kapasitasnya cukup untuk melayani permintaan yang meningkat selama KTT G20. Karena banyak tamu dari dalam dan luar negeri akan berkumpul di sini di Bali,” kata Direktur Jaringan Telkomsel Nugroho dalam konferensi pers di Bali awal pekan ini.
Nugroho mengatakan Telkomsel telah memasang total 682 base transceiver station (BTS) jelang KTT. Tiga puluh sembilan dari 682 BTS tersebut adalah untuk jaringan seluler 5G. KTT tersebut akan memiliki 320 BTS 4G, dan 130 lainnya untuk layanan 3G, menurut Nugroho.
Ia mengatakan, Telkomsel akan memasang 193 BTS 2G, sekaligus menambah 11 BTS mobile compact (Combat), serta 88 BTS 4G dan 120 Gbps. Hingga saat ini, Bali memiliki 7.801 base transceiver station.
“Kami mengantisipasi trafik komunikasi dapat melonjak di area seperti penginapan, venue utama, bandara, pelabuhan, dan lokasi wisata dengan memastikan tersedianya kapasitas jaringan yang cukup untuk seluruh delegasi,” ujar Nugroho.
Telkomsel Pastikan Tidak Ada Blank Spot
Telkomsel juga telah menyiapkan posko khusus dan melakukan persiapan selama beberapa bulan terakhir untuk kualitas jaringan dan layanan broadband yang optimal.
Operator seluler juga menyediakan kartu sim Tourist Prepaid Card yang mendukung layanan Hyper 5G Telkomsel. Pengguna kartu akan mendapatkan bonus kuota data 25GB, nelpon lokal 25 menit, dan sambungan langsung internasional 25 menit.
Sedangkan untuk roaming internasional, Telkomsel telah bermitra dengan 382 perusahaan telekomunikasi seluler dari 180 negara di seluruh dunia. Empat puluh delapan perusahaan tersebut berasal dari negara-negara delegasi G20.
Menurut Nugroho, Telkomsel telah menjalin kerjasama roaming 4G dengan minimal satu operator seluler di setiap negara. Itu juga bermitra dengan 12 perusahaan telekomunikasi seluler dari AS, Arab Saudi, Kanada, Korea Selatan, Prancis, Cina, Rusia, dan Turki untuk roaming 5G.
